Apa kabar sobat bloggers?
Semoga selalu sehat ya ...
Pastinya kalian semua tahu "Valentine Day", "Valentine Day? Apa itu?", Valentine Day atau Hari Valentine merupakan hari yang sangat identik dengan cinta, puisi-puisi romantis, yang sudah bergeser dari cinta sebenarnya, yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Hari Valentine tidak hanya perayaan saja sob, Hari Valentine ada sejarahnya lho.
Penasaran?
Ikuti terus Raden Rofiul ya..
Salah satu hari raya bangsa Romawi Paganis (yang menyembah berhala), bangsa romawi telah menyembah berhala semenjak 17 abad silam. Jadi hari raya valentine ini adalah merupakan sebutan kepada kecintaan terhadap sesembahan mereka. Sejarah ini banyak versinya, tetapi tidak memiliki latar belakang yang jelas.
Perayaan ini telah ada semenjak abad ke-4 SM, yang diadakan pada tanggal 15 februari, perayaan yang bertujuan untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Acara ini berbentuk upacara dan di dalamnya diselingi penarikan undian untuk mencari pasangan untuk dinikahi satu tahun, sesudah itu bisa ditinggalkan.
Tanggal 14 Februari 269 M meninggallah seorang pendeta kristen yang juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan yang bernama Valentine.
Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila. Jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan.
Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila. Jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan.
St. Valentine menolak pernyataan Claudius dan tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.
Sejak kematian Valentine (14 februari), kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan.
Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine.
Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam rutinitas ritual bagi kaum gereja untuk dirayakan. Agar tidak kelihatan formal, peringatan ini dibungkus dengan hiburan atau pesta-pesta.
"Ooo.. jadi itu sejarahnya, lalu fakta yang telah terjadi di Hari Valentine apa aja ya?"
Untuk faktanya sendiri, berikut beberapa fakta di Hari Valentine:
- Dua minggu menjelang Hari Valentine, penjualan perhiasan emas Amerika saja menyebabkan limbah sebanyak 34 juta metrik ton.
- Sebagian besar mawar yang dijual saat Hari Valentine di Amerika Serikat diimpor dari Amerika Selatan.
- Kartu Hari Valentine pertama dikirim oleh Charles, Duke of Orleans, untuk istrinya sementara ia dipenjarakan di Menara London. Nyatanya, Charles tetap ditawanan lebih dari dua puluh empat tahun.
- 46% warga Amerika akan bertukar permen/cokelat di Hari Valentine, yang menyebabkan 67% warga AS mengalami obesitas.
- 40% orang memiliki perasaan negatif terhadap Valentine.
- 1 dari 10 orang dewasa merasa kesepian, tidak aman, tidak diinginkan, atau depresi pada hari Valentine.
- Meski Sekarang sangat jatuh jinta kepada seseorang, nanti pastinya akan berpisah ketika mati.
"Lalu Hari Valentine yang terjadi saat ini apa ya?"
Hari Valentine sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih. Mereka membelikan hadiah yang seperti boneka, cokelat, dan lainnya kepada orang yang dicintainya.
Sayangnya, tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day. Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda.
Bagaimana, masih ingin merayakan Hari Valentine?
Bagaimana, masih ingin merayakan Hari Valentine? keputusan terserah anda.
Sekian informasi yang bisa saya share untuk sahabat bloggers, dimanapun anda berada ..
Sumber : diolah dari berbagai sumber
Sumber gambar :
www.quotesgiant.com
0 Komentar untuk "Hari Valentine? "
Selamat Datang di Warta Android. Berkomentar sesuai aturan. Anda sopan saya segan